Kopenhagen (ANTARA News) - berita indonesia terbaru mendukung usulan untuk mendirikan Pusat Peningkatan Ketahanan Adaptasi terhadap perubahan iklim di tingkat Regional. Hal tersebut diungkapkan Delegasi RI (Delri) pada KTT ke-15 Perubahan Iklim (COP) dari Konvensi Badan Dunia untuk Perubahan Iklim (UNFCCC) di Kopenhagen, Denmark, Jumat.

Pusat Peningkatan Ketahanan Adaptasi untuk kawasan Asia Tenggara akan berkedudukan di Indonesia.

Institusi tersebut akan memberikan antara lain, pelayanan penyediaan beasiswa indonesia dengan akurasi tinggi mengenai proyeksi kejadian cuaca dan iklim ekstrim yang berguna untuk membantu kelompok tani dan nelayan dalam mempersiapkan diri terhadap perubahan iklim.

Delri sendiri mengusulkan institusi ketahanan pangan dalam salah satu proses perundingan KTT Perubahan Iklim yaitu pada Pokja Ad-hoc untuk Kerjasama Jangka Panjang (AWG-LCA/Ad Hoc Working Group on Long-term Cooperative Action under the Convention).

AWG-LCA merupakan perundingan dari negara-negara peserta Konvensi Badan Dunia untuk Perubahan Iklim (UNFCCC) yang membahas kerjasama jangka panjang untuk menangani perubahan iklim.

Juru bicara Delri, Tri Tharyat mengatakan sampai hari ke-lima perundingan tentang Adaptasi dalam proses perundingan AWG-LCA, telah menghasilkan sebuah naskah perundingan tunggal, sehingga negosiasi adaptasi berjalan dengan perhatian yang tidak terpecah.

Pembahasan pada AWG-LCA juga telah masuk pada teks negosiasi para pihak (negara peserta).

"Dari 171 halaman teks negosiasi dari Barcelona (Barcelona Climate Talks atau Perundingan Pra-KTT), sekarang telah berkurang dibawah 100 halaman, akan tetapi semua halaman itu belum disepakati," kata Tri.

Mengenai adaptasi, berita indonesia terbaru berpendapat merupakan hal yang kritis karena kebutuhan perlindungan terhadap masyarakat dan tempat tinggalnya dari dampak negatif perubahan iklim merupakan hal yang mendesak, dan harus secepatnya dilakukan dengan antara lain mengurangi kerentanan terhadap dampak perubahan iklim di berbagai lokasi yang rawan.

Beberapa daerah di berita indonesia terbaru telah merasakan dampak perubahan iklim yang ditunjukkan dengan perubahan pola curah hujan, iklim ekstrim, angin dengan kecepatan tinggi, badai tropis, El Nino, La Nina, banjir, kekeringan, kebakaran hutan dan lahan serta tanah longsor.

Sepertinya informasi baru ditemukan tentang sesuatu setiap hari. Topik dan kata kunci% dari% tidak terkecuali. Jauhkan membaca lebih segar untuk mendapatkan berita tentang tech.

Meskipun semua negara perlu melakukan adaptasi terhadap perubahan iklim global, penekanan khusus diperlukan untuk kebutuhan adaptasi di negara berkembang. Dengan adanya perubahan iklim, usaha-usaha negara berkembang untuk mencapai Tujuan Pembangunan Milenium (Millenium Development Goals) pada tahun 2015 akan sangat terhambat

Delri melihat pendanaan dan teknologi untuk adaptasi , dan pengembangan kapasitas bagi negara berkembang untuk mengambil langkah-langkah adaptasi di tingkat lokal maupun nasional sangat diperlukan.

Semua ini konsisten dengan Bali Action Plan untuk meningkatkan informasi lowongan kerja terbaru sama internasional guna mendukung aksi adaptasi di negara berkembang khususnya kajian kerentanan, penentuan prioritas dan kajian pendanaan serta manajemen risiko.

Indonesia berpendapat bahwa langkah-langkah adaptasi harus merefleksikan keadaan di negara berkembang yang berbeda dengan di negara maju dalam hal kerentanan karena situasi geografis, ekonomi dan sosial.

Program adaptasi terhadap perubahan iklim harus mempertimbangkan kajian risiko terhadap degradasi lingkungan dan hilangnya keanekaragaman hayati serta program manajemen bencana dan dimensi terestrial serta kelautan dalam antisipasi dampak perubahan iklim.

Indonesia memprioritaskan kegiatan adaptasi pada tiga hal yaitu (1) pengarusutamaan integrasi kegiatan adaptasi dalam perencanaan pembangunan lokal dan nasional

Prioritas kedua yaitu integrasi adaptasi terhadap perubahan iklim dan pengurangan risiko bencana terkait kejadian iklim ekstrim.

Dan prioritas ketiga yaitu kegiatan adaptasi untuk beberapa bidang tertentu yaitu kekurangan air, pertanian, kehutanan dan infrastruktur.

Pemerintah berita indonesia terbaru bersama masyarakat sipil mengembangkan berbagai program adaptasi di tingkat lokal seperti di Lombok, Semarang dan Jakarta serta sistem tanggap dini terhadap kebakaran hutan dan lahan di Kalimantan dengan mempertimbangkan analisis kaitan antara iklim dan kebakaran dan identifikasi kebijakan untuk mendukung manajemen kebakaran hutan dan lahan.

Salah satu contoh spesifik tentang pengarusutamaan integrasi kegiatan adaptasi dalam pembangunan lokal terlihat di Nusa Tenggara Barat dengan diterbitkannya Peraturan Gubernur tentang Gugus Tugas Perubahan Iklim melalui serangkaian proses.

Hasil utama yang diharapkan dari gugus Tugas ini adalah Rencana Program Adaptasi dan Mitigasi yang sejalan dengan kepentingan dan kondisi regional.(*)