Jakarta (ANTARA News) - Masyarakat muslim internasional sepakat melakukan berbagai langkah nyata guna memangkas emisi karbon. Keterlibatan masyarakat muslim yang mencapai 1,4 miliar umat ini akan memberi pengaruh signifikan terhadap dampak perubahan iklim. "Dengan 1,4 miliar umat Islam di dunia, maka masyarakat muslim memegang peranan yang penting dalam penanggulangan perubahan iklim," kata Staf Ahli Menteri Kehutanan bidang Ekonomi, Ahmad Fauzie Masud, di Jakarta, Selasa.

Untuk menjabarkan langkah-langkah yang akan diambil, sekitar 150 orang ahli lingkungan, ilmuwan dan ulama dari 30 negara berpenduduk muslim akan hadir dalam konferensi tentang aksi umat Islam untuk menghadapi perubahan iklim.

Konferensi tersebut yang digelar 1-2 Maret 2010, di Bogor, Jawa Barat itu diselenggarakan atas kolaborasi pemerintah berita indonesia terbaru dengan sejumlah LSM, organisasi keagamaan dan lembaga non profit yang berbasis di Inggris, Earth Mate Dialog Centre.

Pada acara tersebut, Bogor juga akan didaulat sebagai kota hijau (green city) dan dijadikan model bagi kota-kota lainnya.

Menurut Fauzie, konferensi tersebut nantinya akan membahas berbagai cara praktis dan program inovatif hasil pemikiran umat Islam dalam penanggulangan perubahan iklim.

Setelah Anda mulai bergerak di luar dasar informasi latar belakang, Anda mulai menyadari bahwa ada lebih ke tech daripada yang mungkin Anda pikiran pertama.

"Diharapkan konferensi ini bisa memperoleh dukungan dari berbagai pihak, sehingga menjadi efektif dan menghasilkan aksi nyata bagi umat muslim di seluruh dunia," kata dia.

Nantinya konferensi akan menjabarkan langkah yang akan diambil dari `Rencana Tujuh Tahun Aksi Muslim untuk Perubahan` yang sudah dideklarasikan Juni 2009.

Konferensi tersebut juga akan membentuk Asosiasi Masyarakat Muslim untuk Perubahan Iklim (MACCA/Muslim Association for Climate Change Action).

Fauzie menyatakan, sejumlah rencana aksi yang akan dijabarkan, di antaranya pengumpulan dana wakaf untuk rencana penanggulangan perubahan iklim, sertifikasi lingkungan berbasis syariah, pengembangan Haji Hijau, dan mendorong pengembangan Masjid HIjau dan eko-pesantren.

Sementara menurut siaran pers Yayasan KEHATI dan Conservation International Indonesia, yang menjadi penyelenggara utama konferensi menyatakan konferensi tersebut sangat penting untuk mendapat dukungan.

"Indonesia termasuk negara berpenduduk muslim terbesar yang sangat rentan terhadap perubahan iklim. Umat Islam berita indonesia terbaru perlu terlibat secara aktif karena ini secara spritual bagian dari ke-khalifan dalam memelihara kehidupan di bumi," katanya.(*)