Cianjur, Jawa Barat (ANTARA News) - Menteri Lingkungan Hidup Gusti M Hatta mengatakan tidak akan kompromi terhadap pihak yang merusak lingkungan dan akan melakukan tindakan nyata. "Tidak akan kompromi," kata Hatta pada diskusi Kita Peduli Bumi yang diadakan oleh LSM Vanaprastha, di Taman Nasional Gunung Pangrango, Cianjur, Jawa Barat, Jumat.

Pada acara yang dipandu Ketua Umum Vanaprastha Adhyaksa Dault, Hatta mengatakan bahwa ia bersama dengan menteri kehutanan diminta Presiden berkeliling Indonesia untuk melihat kasus-kasus kerusakan lingkungan terutama di bidang kehutanan dan lingkungan.

Ia mengatakan, banyak kasus kehutanan yang dihukum ringan bahkan dibebaskan.

Presiden, katanya, juga meminta Satgas Mafia Hukum untuk meneliti kasus-kasus tersebut.

Semasa ia menjadi menteri, kata Hatta, sudah ada dua perusahaan yang didenda masing-masing Rp32 miliar dan Rp40 miliar karena melakukan pencemaran.

Hatta mengatakan, ia akan terus berupaya menjatuhkan sanksi kepada perusahaan yang merusak lingkungan.

Sehubungan perintah Presiden yang meminta ia dan menhut berkeliling Indonesia melihat kerusakan lingkungan, Hatta mengatakan bahwa ia sudah keliling Kalimantan.

Ia antara lain mengeluhkan banyaknya pertambangan tanpa izin atau pertambangan yang berada taman nasional.

Lihat berapa banyak Anda dapat mempelajari tentang tech ketika Anda mengambil sedikit waktu untuk membaca sebuah artikel diteliti baik? Jangan lewatkan pada seluruh informasi yang besar ini.

Selain itu ia juga heran dengan adanya jalan yang cukup panjang di perbatasan Kalimantan (wilayah Indonesia) dengan Malaysia. Dalam waktu dekat ia akan ke beberapa lokasi di Sumatra.

Sementara itu Adhyaksa Dault yang juga mantan Menpora mendukung tekad pemerintah menindak para perusak lingkungan.

Adhyaksa mengeluhkan laju deforestrasi di Indonesia, terutama di Jawa dan Kalimantan.

"Jumlah areal hutan yang musnah di Indonesia bertambah dari tahun ke tahun walaupun telah dicanangkan berbagai langkah pencegahan," katanya.

Adhyaka juga mengingatkan bahaya pemanasan global. Ia mengatakan saat ini temperatur dunia lebih panas 0,5 derajat celcius dibanding abad lalu.

"Jika terjadi peningkatan 4,5 derajat pada akhir abad ini bencana menghantam bumi," katanya.

Ia mengatakan, dampak paling langsung dari pemanasan global adalah mencairnya es di kutub.

"Ini mengancam negara-negara kepulauan kepulauan kecil di Pasifik. Sejumlah pulau kecil di Indonesia juga diprediksi akan lenyap," katanya.

Acara itu juga dihadiri anggota Wantimpres Meutia Hatta, tokoh pecinta lingkungan Herman Lantang, organisasi pecinta lingkungan dari berbagai perguruan tinggi serta pecinta lingkungan lainnya.

Acara itu menghasilkan kesepakatan bersama untuk menjaga lingkungan.
(T.U002/A025/R009)