Pangkalpinang (ANTARA News) - Air sungai di Kota Pangkalpinang, Bangka Belitung tercemar dan mengancam kesehatan warga seperti munculnya penyakit kulit dan diare karena aktivitas penambangan timah dan sampah rumah tangga. Kepala Badan Lingkungan Hidup (BLH) Pangkalpinang, Bani Baehaki, di Pangkalpinang, Sabtu, mengatakan, berdasarkan penelitian BLH, air sungai di Pangkalpinang seperti Sungai Rangkui, Tua Tunu dan sungai lainnya di Pangkalpinang tidak layak untuk mandi dan dikonsumsi masyarakat.

"Pencemaran air sungai diakibatkan aktivitas penambangan di hulu sungai sehingga air baku yang sering dimanfaatkan masyarakat menjadi keruh, berminyak dan menimbulkan bau tidak sedap.

Selain itu, kurangnya kesadaran masyarakat yang membuang sampah rumah tangga ke sungai sehingga sampah-sampah berupa plastik dan sampah-sampah rumah tangga lainnya mencemari sungai," ujarnya.

Ia mengatakan, tingkat jenis dan kelas air dibagi tiga kelas yaitu kelas pertama atau air bersih untuk mandi, mencuci dan minum. Air kelas dua untuk pertanian dan kelas tiga untuk industri.

Sejujurnya, satu-satunya perbedaan antara Anda dan tech ahli adalah waktu. Jika Anda akan berinvestasi sedikit lebih banyak waktu dalam membaca, Anda akan lebih dekat ke status ahli ketika datang ke tech.

"Hasil penelitian yang dilakukan BLH, air sungai di Pangkalpinang hanya cocok untuk pertanian dan industri, sementara untuk mencuci, mandi dan minum (konsumsi) tidak layak karena mengandung bakteri racun akibat pencemaran tambang dan sampah rumah tangga," ujarnya.

Menurut dia, untuk mengantisipasi pencemaran air sungai lebih parah diharapkan peran serta masyarakat untuk tidak melakukan penambangan di hulu sungai.

Serta peran serta pemerintah untuk mengawasi dan menertibkan tambang-tambang timah yang tidak memiliki izin dan yang memiliki ijin yang beroperasi di hulu sungai yang menyebabkan pencemaran air sungai.

Selain itu, kesadaran masyarakat untuk menjaga kebersihan dan tidak membuang sampah rumah tangga dan sampah-sampah lainnya ke sungai yang akan menimbulkan berbagai penyakit kulit dan diare akibat mengkonsumsi air tercemar.

Oleh karena itu, kata dia, untuk memberikan pelayanan air bersih yang layak untuk konsumsi dan mandi, Pemerintah Kota Pangkalpinang, akan membangun sumur-sumur resapan air di sekitar sumber air seperti sungai dan bekas-bekas tambang yang dilengkapi alat penyaringan agar air yang dihasilkan bersih dan sehat.

"Untuk saat ini, sumur resapan air bersih dibangun di Kelurahan Tua Tunu, yang selanjut akan dibangun setiap kelurahan Kota Pangkalpinang, terutama kelurahan-kelurahan yang mengalami kesulitan mendapatkan air bersih pada saat musim kemarau seperti kelurahan di Kecamatan Pangkalbalam," ujarnya. (KMN/K004)