Jakarta (ANTARA News) - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono akan menghadiri konferensi internasional membahas iklim dan hutan di Oslo, Norwegia, 26-27 Mei atas undangan PM Norwegia Jens Stoltenberg. "Konferensi yang dihadiri perwakilan dari 40 hingga 50 negara tersebut, Presiden akan bertindak sebagai `co chair`. Sejumlah kepala negara antara lain dari Denmark, Guyana, Gabon dan beberapa negara lain akan datang," kata Staf khusus presiden bidang luar negeri Dino Pati Djalal dalam keterangan pers di Kantor Presiden Jakarta, Senin.

Bersama PM Norwegi, Presiden akan memimpin konferensi yang akan membahas secara khusus mekanisme pengurangan emisi dari penggundulan dan pengrusakan hutan di negera berkembang (REDD+).

"Konferensi ini bertujuan memfasilitasi kemitraan sukarela antara negara maju dan negara berkembang yang memiliki hutan tropis untuk pelaksanaan REDD+ dengan komitmen pendanaan empat miliar dolar AS hingga lima miliar dolar AS," kata Dino.

Jika Anda tidak memiliki rincian yang akurat mengenai tech, maka Anda mungkin bisa membuat pilihan yang buruk pada subjek. Jangan biarkan hal itu terjadi: terus membaca.

Dia mengatakan, pertemuan di Oslo tersebut merupakan kelanjutan dari pertemuan di Paris pada Maret lalu. Pertemuan di Oslo ini diharapkan dapat menghasilkan kesepakatan secara rinci mengenai mekanisme REDD+ dan kemudian bisa diterapkan.

"Sejak pertemuan di Kopenhagen lalu unsur REDD+ sudah dimasukkan tapi belum berjalan. Jadi pertemuan di Oslo ini sambil menunggu proses di UNFCC. Ini (pertemuan Oslo-red) lebih langkah untuk mendorong (proses di UNFCCC-red)," katanya.

Bila dalam pertemuan di Oslo bisa menghasilkan kesepakatan mengenai mekanisme implementasi REDD+, kata dia, hal tersebut bisa menjadi model bagi kerjasama negara-negara maju dengan negara berkembang yang memiliki hutan tropis.

"Ini penting karena seperlima emisi gas rumah kaca dihasilkan dari deforestasi," katanya. (*)
P008/s018