Bengkalis (ANTARA News) - Puluhan gajah sumatera (elephas maximus sumatranus-Red) memilih untuk menetap di perkebunan warga Desa Petani, Kecamatan Mandau, Kabupaten Bengkalis, Riau, karena keterbatasan makanan di hutan lepas dan huta konversi. Kepala Desa Petani Rianto kepada ANTARA di Bengkalis, Selasa, mengatakan, bertahannya gajah di perkebunan sawit dan palawija milik warga tersebut sudah berlangsung sejak sepekan terakhir.

Kendati demikian, menurut Rianto sejumlah warga tetap melakukan aktifitas bertani karena kawanan gajah tersebut sudah mulai jinak dan tidak menyerang warga yang berada disekitarnya.

"Gajah-gajah itu sudah biasa melihat manusia. Kalau tidak diganggu, gajah itu juga diam saja," katanya.

Biasanya, kata Rianto, kawanan gajah itu terus masuk ke perkebunan warga secara rutin dan memakan sebahagian tanaman sawit dan palawija dan bertahan hingga 6 sampai 8 jam sebelum kemudian pergi kehutan dan kembali keesokan harinya secara rutin.

Jika Anda menemukan diri Anda bingung dengan apa yang Anda telah membaca hingga saat ini, jangan putus asa. Semuanya harus jelas pada saat Anda selesai.

"Kegiatan gajah itu terus - menerus setiap harinya, sudah seminggu ini," kata Rianto.

Salah seorang warga Desa Petani, Juneiar (40), justru menganggap kehadiran gajah Sumatera itu mendatangkan keuntungan, karena kahadirannya dapat menarik perhatian pengunjung domestik yang ingin menyaksikan secara langsung kawanan hewan bertubuh bongsor itu.

"Biarkan saja gajah itu tinggal di desa ini, karena kalau dilihat ada sisi positifnya, desa ini jadi memiliki cirikhas tersendiri, dan bukan tidak mungkin akan menjadi kawasan konversi terbuka," katanya.

Sementara itu, Kepala BBKSDA Riau Trisnu Danisworo mengatakan, kawasan Desa Petani Kecamatan Mandau adalah daerah lintasan gajah Sumatera dari Suaka Margasatwa Balai Raja, Bengkalis.

Gajah terus masuk ke kawasan pemukiman dan terkadang menimbulkan konflik dengan warga sekitarnya karena habitat gajah yang terus menyempit akibat alih fungsi lahan dan keterbatasan sumber makanan.

Untuk mengantisipasi hal yang tidak diinginkan, pihaknya mengirim tim berikut dua ekor gajah latih untuk membantu warga Desa Petani menghalau gajah liar melintas di daerah padat pemukiman.
(T.KR-FZR/A033/R009)