Gorontalo (ANTARA News) - Tomini Bay Sustainable Coastal Livelihoods and Management (SUSCLAM) Gorontalo akhirnya merampungkan sebuah film dokumenter yang memaparkan kondisi Teluk Tomini saat ini. Koordinator Program Tomini Bay SUSCLAM Rahman Dako, Minggu, mengatakan isu yang diangkat dalam film itu yakni persoalan degradasi ekosistem di Teluk Tomini yang dapat mengancam kehidupan masyarakat pesisir.

"Hutan mangrove (bakau) di Teluk Tomini, banyak yang ditebang, dan disulap menjadi tambak udang, ini jelas akan berpengaruh pada ekologi dalam jangka panjang," katanya.

Sebagai komunitas pemerhati lingkungan, SUSCLAM sengaja membuat film dokumenter itu, sebagai salah satu alat sosialisasi tentang Teluk Tomini kepada berbagai pihak.

Sekarang kita telah membahas aspek-aspek dari tech, mari kita berpaling pada beberapa faktor lain yang perlu dipertimbangkan.

SUSCLAM juga akan membagikan keping cakram film dokumenter itu pada banyak pihak mulai dari kalangan pelajar, mahasiswa, pemerintah daerah, dan yang terpenting untuk kalangan nelayan.

"Mereka adalah tulang punggung kawasan pesisir, kami hanya membantu mereka untuk mengolah hasil laut dan sebagainya tanpa merusak lingkungan," kata dia.

Pada pertengahan Juli 2009, SUSCLAM mulai menggarap film dokumenter itu dengan mengambil lokasi di sejumlah kawasan pesisir yang masuk dalam kawasan Teluk Tomini.

Sejumlah tempat tersebut antara lain Manado dan Bolaang Mongondow Selatan, Sulawesi Utara, Parigi dan Moutong, Sulawesi Tengah, serta sejumlah kawasan pesisir di Provinsi Gorontalo.

Dalam proses pembuatan film dokumenter yang hanya beranggaran Rp30 juta itu, SUSCLAM juga menggandeng tim dari BINGKAI, sebuah rumah produksi yang peduli pada pembuatan film bertema lingkungan hidup.(*)