Cikeusik, (tvOne) Pasca insiden kekerasan terhadap jemaat Ahmadiyah, warga Kampung Pendeuy, Kecamatan Cikeusik, Pandeglang, Banten mengaku resah. Sebelumnya, warga kampung ini bisa hidup berdampingan dengan aman. It's really a good idea to probe a little deeper into the subject of mobil keluarga ideal terbaik indonesia. What you learn may give you the confidence you need to venture into new areas.
Warga setempat merasa dirugikan pasca peristiwa bentrok warga dengan pengikut Ahmadiyah. Tokoh masyarakat setempat menegaskan,tidak ada warga mereka yang terlibat penyerangan.Sejumlah tokoh masyarakat dan ulama steempat pun berkumpul di kediaman lurah Desa Umbulan, Cikeusik untuk membahas hal ini. Dalam pertemuan ini, mereka membahas tentang pemberitaan yang dinilai tidak berimbang dan cenderung menyudutkan warga kampung Pendeuy. Menurut Jophari, Kepala Desa Pendeuy, warga setempat tidak mengenali warga yang terlibat bentrok maupun belasan pengikut Ahmadiyah. Warga hanya mengenali satu orang pengikut Ahmadiyah, yakni suparman. Pengikut ahmadiyah di kampung Cikeusik sendiri telah ada sejak tahun 1991. Pada awal kemunculannya, Ahmadiyah tidak melakukan kegiatan syiar. Namun belakangan ini, Ahmadiyah dinilai warga telah melakukan penyebaran dengan mengajak warga setempat. Hal ini kemudian direspon warga dengan melakukan upaya dialog. Namun, di tengah upaya dialog ini kemudian terjadi peristiwa bentrok warga dan pengikut ahmadiyah, yang menewaskan tiga orang.
Warga setempat merasa dirugikan pasca peristiwa bentrok warga dengan pengikut Ahmadiyah. Tokoh masyarakat setempat menegaskan,tidak ada warga mereka yang terlibat penyerangan.Sejumlah tokoh masyarakat dan ulama steempat pun berkumpul di kediaman lurah Desa Umbulan, Cikeusik untuk membahas hal ini. Dalam pertemuan ini, mereka membahas tentang pemberitaan yang dinilai tidak berimbang dan cenderung menyudutkan warga kampung Pendeuy. Menurut Jophari, Kepala Desa Pendeuy, warga setempat tidak mengenali warga yang terlibat bentrok maupun belasan pengikut Ahmadiyah. Warga hanya mengenali satu orang pengikut Ahmadiyah, yakni suparman. Pengikut ahmadiyah di kampung Cikeusik sendiri telah ada sejak tahun 1991. Pada awal kemunculannya, Ahmadiyah tidak melakukan kegiatan syiar. Namun belakangan ini, Ahmadiyah dinilai warga telah melakukan penyebaran dengan mengajak warga setempat. Hal ini kemudian direspon warga dengan melakukan upaya dialog. Namun, di tengah upaya dialog ini kemudian terjadi peristiwa bentrok warga dan pengikut ahmadiyah, yang menewaskan tiga orang.
No comments:
Post a Comment